Hewan yang hidup di dasar perairan adalah makrozoobentos. Makrozoobentos
merupakan salah satu kelompok terpenting dalam ekosistem perairan
sehubungan dengan peranannya sebagai organisme kunci dalam jaring
makanan. Selain itu tingkat keanekaragaman yang terdapat di lingkungan
perairan dapat digunakan sebagai indikator pencemaran. Dengan adanya
kelompok bentos yang hidup menetap (sesile) dan daya adaptasi bervariasi
terhadap kondisi lingkungan, membuat hewan bentos seringkali digunakan
sebagai petunjuk bagi penilaian kualitas air. Makrobentos memiliki
peranan ekologis dan struktur spesifik dihubungkan dengan makrofita air
yang merupakan materi autochthon. Karakteristik dari masing-masing
bagian makrofita akuatik ini bervariasi, sehingga membentuk substratum
dinamis yang komplek yang membantu pembentukan interaksi-interaksi
makroinvertebrata terhadap kepadatan dan keragamannya sebagai sumber
energi rantai makanan pada perairan akuatik.
Di dalam sungai
berdasarkan daerah atau subhabitatnya terdapat tiga zona yaitu, zona
littoral, limnetik dan profundal. Zona littoral merupakan daerah
perairan yang dangkal dengan penetrasi cahaya sampai dasar. Zona
limnetik adalah daerah air terbuka sampai kedalaman penetrasi cahaya
yang efektif, pada umumnya tingkat ini berada di mana kedalaman di mana
intensitas cahaya penuh. Sedangkan zona profundal merupakan bagian dasar
dan daerah air yang dalam dan tidak tercapai oleh penetrasi cahaya
efektif. Tidak ada batasan tegas yang dapat dibuat antara danau dan
kolam. Ada perbedaan kepentingan secara ekologis, selain dari ukuran
keseluruhan. Dalam danau, zona limnetik dan profundal, relatif besar
ukurannya dibanding zona litoral. Bila sifat-sifat kebalikan biasanya
disebut kolam, jadi rawa adalah daerah dengan ciri antara danau dan
kolam (Ngabekti, 2004).
Komunitas di zona profundal mempunyai sifat
yang berbeda. Karena tidak ada cahaya, penghuni daerah profundal
tergantung pada zona limnetik dan litoral untuk bahan makanan dasar.
Sebaliknya zona profundal memberikan nutrisi yang telah di daur ulang
yang terbawa oleh arus dan binatang yang berenang ke zona lain.
Keanekaragaman kehidupan zona profundal, seperti dapat diduga tidak
besar, tetapi apa yang ada di situ penting. Komunitas utama terdiri dari
bakteri dan jamur, yang terutama banyak di pertemuan antara air dan
lumpur dimana bahan organik tertimbun, dan kelompok binatang konsumen
dalam bentuk bentos seperti cacing darah atau larva chironomid yang
mengandung hemoglobin dan annelida, serta kerang kecil dari beberapa
keluarga sphaeridae. Cacing annelida yang merah sering bertambah
jumlahnya di air yang tercemar dengan buangan domestik, cacing ini
disebut cacing lumpur. Organisme di dalam air berdasarkan bentuk
kehidupannya dapat dibagi menjadi 5 yaitu, plankton, perifiton, nekton,
neuston dan bentos. Bentos merupakan organisme yang hidup di dalam atau
atas dasar dari cekungan perairan (Whitten, 1952).
Zoobentos adalah
hewan yang melekat atau beristirahat pada dasar atau hidup di dasar
endapan (Odum, 1993). Hewan ini merupakan organisme kunci dalam jaring
makanan karena dalam sistem perairan berfungsi sebagai pedator,
suspension feeder, detritivor, scavenger dan parasit. Makrobentos
merupakan salah satu kelompok penting dalam ekosistem perairan. Pada
umumnya mereka hidup sebagai suspension feeder, pemakan detritus,
karnivor atau sebagai pemakan plankton.
Berdasarkan cara makannya, makrobentos dikelompokkan menjadi 2.
a. Filter feeder, yaitu hewan bentos yang mengambil makanan dengan menyaring air.
b. Deposit feeder, yaitu hewan bentos yang mengambil makanan dalam substrat dasar.
Kelompok
pemakan bahan tersuspensi (filter feeder) umumnya tedapat dominan
disubstrat berpasir misalnya moluska-bivalva, beberapa jenis
echinodermata dan crustacea. Sedangkan pemakan deposit banyak tedapat
pada substrat berlumpur seperti jenis polychaeta. Berdasarkan
keberadaannya di perairan, makrozoobentos digolongkan menjadi kelompok
epifauna, yaitu hewan bentos yang hidup melekat pada permukaan dasar
perairan, sedangkan hewan bentos yang hidup didalam dasar perairan
disebut infauna. Tidak semua hewan dasar hidup selamanya sebagai bentos
pada stadia lanjut dalam siklus hidupnya. Hewan bentos yang mendiami
daerah dasar misalnya kelas polychaeta, echinodermata dan moluska
mempunyai stadium larva yang seringkali ikut terambil pada saat
melakukan pengambilan contoh plankton.
Komunitas bentos dapat juga
dibedakan berdasarkan pergerakannya, yaitu kelompok hewan bentos yang
hidupnya menetap (bentos sesile), dan hewan bentos yang hidupnya
berpindah-pindah (motile). Hewan bentos yang hidup sesile seringkali
digunakan sebagai indikator kondisi perairan (Setyobudiandi, 1997).
Distribusi bentos dalam ekonomi perairan alam mempunyai peranan penting
dari segi aspek kualitatif dan kuantitatif. Untuk distribusi kualitatif.
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi bentos adalah:
1. perairan seperti pasang surut,
2. kedalaman dan kecepatan arus,
3. kekeruhan atau kecerahan
4. substrat dasar dan suhu air.
5. kandungan oksigen dan karbondioksida terlarut
6. pH
7. bahan organik,
8. kandungan hara berpengaruh terhadap hewan bentos.
Keberadaan
hewan bentos pada suatu perairan, sangat dipengaruhi oleh berbagai
faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Faktor biotik yang
berpengaruh diantaranya adalah produsen, yang merupakan salah satu
sumber makanan bagi hewan bentos. Adapun faktor abiotik adalah
fisika-kimia air yang diantaranya: suhu sebagai stabilisator sehingga
perbedaan suhu dalam air lebih kecil dan perubahan yang terjadi lebih
lambat dibandingkan di udara, arus dapat mempengaruhi distribusi gas
terlarut; garam dan makanan serta organisme dalam air, oksigen terlarut
(DO) berpengaruh terhadap fotosintesis organisme, kebutuhan oksigen
biologi (BOD) mempengaruhi respirasi organisme dalam air dan kimia
(COD), serta kandungan nitrogen (N), kedalaman air, dan substrat dasar.
Zoobentos membantu mempercepat proses dekomposisi materi organik. Hewan
bentos, terutama yang bersifat herbivor dan detritivor, dapat
menghancurkan makrofit akuatik yang hidup maupun yang mati dan serasah
yang masuk ke dalam perairan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil,
sehingga mempermudah mikroba untuk menguraikannya menjadi nutrien bagi
produsen perairan (Chusnia, 2010).
Berbagai jenis zoobentos ada yang
berperan sebagai konsumen primer dan ada pula yang berperan sebagai
konsumen sekunder atau konsumen yang menempati tempat yang lebih tinggi.
Pada umumnya, zoobentos merupakan makanan alami bagi ikan-ikan pemakan
di dasar ("bottom feeder")
Tidak ada komentar:
Posting Komentar